Pray for Indonesia

 

Abu Merapi Menyelimutiku

Inilah keadaan yang memilukan setelah erupsi gunung Merapi yang terjadi pada tanggal 26 Oktober 2010 lalu. Abu vulkanik menyebar ke daerah-daerah di sekitar gunung Merapi dan menyelimuti pepohonan, bangunan, jalan, bahkan manusia. Di sepanjang jalan tak kutemui hijaunya pepohonan — semuanya abu-abu dan layu. Ya Allah, semoga keadaan cepat membaik dan semua dapat hidup dengan tawa seperti sedia kala.

Pray for Indonesia 😥

Super Duper Mangkelin & Jengkelin

Kutemukan sahabat yang sungguh melengkapi hidupku. Sahabat yang selalu ada disetiap sisi hidupku. Ketika aku merasakan rasa ‘nano-nano’ dalam hidup, mereka ada. Suatu ketika, aku merasa kecewa kepada salah satu sahabatku yang begitu tega melakukan ‘hal itu’ padaku dan pada dua sahabatku yang lain. Kupikir, kami sudah sangat menjadi bagian penting dalam hidupnya yang tak mungkin akan ia sakiti dengan sengaja. Namun, aku sungguh salah telah menaruh kepercayaan sebesar itu yang menyebabkan aku sangat merasa bersalah pada ayahku dan pada kedua sahabatku itu. Aku ingin sekali memaki-makinya, menumpahkan segenap amarahku yang meletup-letup. Amarah yang sungguh membakar jiwaku, menghancurkan kepercayaan yang sudah kuberikan selama bertahun-tahun. Huh, super duper Mangkelin & Jengkelin! Namun, aku sama sekali tak sanggup untuk mengatakan satu katapun yang mengisyaratkan amarahku itu. Hanya seuntai senyum dan kata-kata manis yang cukup meyakinkannya bahwa kami baik-baik saja. Aku tak habis pikir, kenapa aku tak bisa memaki-makinya atau sekedar menegurnya. Namun ya sudahlah, kupikir semuanya memang harus seperti itu. Sampai saat inipun hubungan kami masih baik-baik saja. Dan aku hanya berharap semoga sampai kapanpun juga semuanya akan baik-baik saja — persahabatan kami akan terus terbina. Ya Allah maafkanlah aku yang saat itu sempat marah.

Hujan-hujananku Kali Ini

Sepulang bekerja tadi, aku sengaja menerobos hujan yang begitu tak bersahabat — sangat lebat dan berangin. Dengan penuh rasa takut kulewati jalanan desa yang sangat ‘krik krik’ dengan dilengkapi genangan air yang ketika kulewati air yang menggenang itu ‘muncrat-muncrat’ sampai membasahi semuanya. Aku terus saja menjalankan kuda besiku — si fiti — dengan tanpa menghiraukan kiri kanan. Sesaat aku merasa bahwa inilah hal yang suka kulakukan dulu dan sangat ingin kulakukan lagi sejak beberapa hari yang lalu. Dan sesaat kemudian akupun bisa merasakan bahwa aku sangat menikmati hujan-hujananku kali ini. Yap! Aku senang! Inilah wonderful life! 🙂