The Right Man at the Right Time

Berpuluh-puluh tahun berlalu, belum ada pria yang berhasil saya jerat (haha, gile lu ndro, serem amat). Baiklah, memang.. selagi teman-teman sebaya saya membangun komitmen dengan pria, saya masih saja terkungkung dalam dunia kanak-kanak saya. Ya, sampai saat ini saya masih suka menonton film kartun, bertingkah konyol layaknya anak kecil, dan menjalani hidup seperti tanpa beban hidup orang dewasa (*lalalala..). Bahkan sampai saat ini saya masih santai menjalani hidup saya yang masih sendiri ini (bukan bermaksud promosi sih :D).

Ya, membicarakan pria, selalu tidak pernah terpikir pria seperti apa yang saya impikan. Pria yang setampan Maldini atau Xabi Alonso. Pria yang bertubuh ginuk-ginuk atau kerempeng. Pria yang berkumis atau berjenggot. Ya, pria yang seperti apa saya sendiri tidak pernah terpikir. Hanya terpikir bahwa saya akan bertemu dengan pria yang tepat di waktu yang tepat pula. Kalau cocok ya.. yuk mari, tidak peduli ketampanannya, karena yang terpenting adalah akhlak dan kepribadiannya (tetapi jika ternyata tampan.. ya itu bonus, haha). Saya hanya berharap dapat bertemu dengan pria yang dipilihkan Allah khusus untuk saya, sehingga telah disesuaikan fiturnya untuk mendampingi saya (what?! fitur?! macam handphone aja :D). Dan saya yakin bahwa pria itu masih disimpan Allah, yang nantinya akan dipertemukan ketika memang sudah tiba waktunya, atau mungkin saat ini telah bertemu tetapi belum ditunjukkan saja (belum terbongkar kedoknya gitu. haha, keracunan sinetron). We’ll see.

*Untuk para pemuda dan pemudi yang masih sendiri, tidak perlu banyak-banyak galau dan merasa menjadi orang paling menderita di dunia dan akhirat. Nikmati saja. Allah bukannya tidak sayang pada kita, justru Allah sangat sayang pada kita, karena inilah salah satu caraNya menjaga kita. So, just be thankful 🙂